SINTANG, KALBAR- Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang Maryadi, menyebutkan banyak faktor yang menyebabkan stunting. Diantaranya kekurangan gizi pada sebelum maupun saat kehamilan.
” Maksudnya di sini adalah mulai dari penggantian wanita remaja yang kekurangan gizi, waktu menikah dan hamil nanti beresiko mendapatkan anak stunting,” ungkap Maryadi, Senin 6 November 2023.
Menurutnya kalau selama kehamilan asupan gizi si Ibu memadai dan juga menerapkan perilaku hidup sehat resiko menjadi semakin kecil.
“Sebaliknya bayi yang lahir sehat tidak otomatis aman dari stunting. Misalnya apabila bayi tidak diberikan ASI eksklusif, bayi mengalami diare dan masalah kesehatan lainnya, maka bayi dapat beresiko menjadi anak stunting,” ungkap Maryadi.
Untuk itu pasangan pengantin perlu sekali mengetahui status gizi dan cara merawat bayi dengan benar untuk menghindari resiko bayi stunting. Status gizi yang buruk pada pengantin wanita merupakan salah satu penyebab santing yang perlu diketahui sejak dini.
“Seperti status gizi yang buruk dapat diketahui melalui pengukuran lingkar lengan atas dan indeks massa tubuh. Kemudian pengantin wanita yang anemia, pengantin wanita yang merokok. Dan 4 terlalu, yakni pengantin wanita dengan terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat,” paparnya.
Pengantin wanita yang terlalu kurus beresiko tidak mampu mencukupi gizi bagi janin yang dikandungnya kelak. Gemuk atau kurusnya seseorang ditentukan dari indeks massa tubuh.
“Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan untuk mengetahui risiko kurang energi kronik atau kekurangan gizi berkepanjangan pada pengantin wanita,” pungkasnya.