SINTANG, KALBAR– Sebagian besar warga Desa Mangkurat Baru Kecamatan Tempunak Kabupaten Sintang sudah banyak mengembangkan sawit Mandiri. Selain itu banyak juga masyarakat yang sudah mengembangkan komoditi cabe.
Kepala Desa Mengkurat Baru, Tri Yuliardi mengatakan sebelumnya masyarakat setempat mengembangkan komoditi karet sebagai andalan utama untuk menopang kebutuhan ekonomi. Saat ini komoditi karet sudah tidak bisa diandalkan lagi karena harganya fluaktif ditambah dengan penyakit daun yang mengakibatkan hasil tidak produktif.
“Karet di wilayah kami beberapa tahun ini terkena penyakit jamur daun. Penyakit daun gugur ini mengakibatkan hasilnya anjlok, turun drastis, air getahnya tidak banya” kata Tri Yuliardi kemarin.
Masyarakatnya banyak beralih ke komoditi sawit karena harganya cukup bagus dan stabil. Kemudian komoditi cabe harga di pasar juga lumayan bagus.
“Kalau karet ini sudah kena penyakit harganya juga menjadi kendala kita untuk mengembangkannya, sangat tidak membantu di masyarakat. Dengan harga kebutuhan pokok yang semakin hari semakin melonjak pengembangan komoditi Karet ini sudah tidak bisa membantu masyarakat lagi, tidak bisa diandalkan. Maka banyak masyarakat kita yang beralih ke komoditi sawit dan cabe,” ungkapnya.
Saat ini pengembangan sawit Mandiri masyarakat sudah banyak yang berhasil. Pemerintah Desa juga punya program membantu pengembangan sawit Mandiri masyarakat diantaranya penyaluran bibit.
“Karena memang ini juga merupakan usulan dari kelompok tani. Pemerintah Desa memanfaatkan 20% anggaran desa di bidang ketahanan pangan untuk pengembangan sektor pertanian masyarakat,” bebernya.
Sebetulnya harga karet dalam 2 minggu terakhir ini mengalami perubahan harga cukup baik sudah mencapai Rp 8 ribuan per kilonya. Hanya saja hasil yang didapatkan petani masih jauh karena karet sudah tidak produktif dampak dari penyakit daun.
“Dengan peralihan komoditi ini masyarakat merasa lebih untung. Pengembangan komoditi sawit dan cabe memberikan keuntungan lebih baik ketimbang mengembangkan komoditi karet. Apalagi untuk sawit pemasarannya sangat mudah karena banyak sekali RAM yang membeli bahkan ada tengkulak yang jemput bola membeli di tempat,” jelasnya.