www.ujungjemari.com [SINTANG]-Bupati Sintang dr. Jarot Winarno membuka kegiatan Project Launching dan Workshop tentang Safe Drinking Water Treatment (SDWT) Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAMRT) di Aula Dinas Kesehatan pada Selasa, (2/10/2018). Projek tersebut merupakan program dari Wahana Visi Indonesia yang dibiayai Uni Eropa.
Bupati Sintang dalam sambutanya menjelaskan bahwa Kabupaten Sintang tengah menghadapi 3 akar masalah yakni, masalah kemiskinan, ketahanan pangan-gizi dan pendidikan. “rata-rata usia sekolah di Sintang hanya sampai kelas 1 SMP. Daya beli masyarakat kurang sehingga berpengaruh pada pemenuhan gizi dan kemampuan mengenyam pendidikan. Asupan makanan dan pola asuh masih kurang. Sanitasi dan lingkungan masih buruk,” terang Bupati Sintang.
Bupati mengatakan, sanitasi dan lingkungan buruk menyebabkan asupan makanan menjadi tidak berkualitas. Juga menyebabkan usus kecil tidak berfungsi dengan baik dalam mengolah makanan karena usus kecil hanya sibuk melawan bakteri yang disebabkan sanitasi yang kurang baik.
“Akhirnya timbul berbagai penyakit seperti diare dan mengalami stunting,” kata Bupati.
Jarot menerangkan sedikitnya , ada lima mantra pembangunan di kabupaten sintang yang akan digalakan pada tahun 2019 mendatang. Kelima mantra tersebut adalah menurunkan angka kemiskinan, memperbaiki dan menambah sanitasi, menyediakan air bersih, membangun infrastruktur dasar dan mulai membangun energi baru terbarukan.
“Itu menjadi mantra pembangunan tahun 2019. Semua kemampuan tenaga, dana dan pikiran kita curahkan untuk lima mantra ini,” tegas Bupati Sintang.
Bupati menerangkan, program WVI ini sangat baik dan sejalan dengan visi pemerintah kabupaten Sintang yakni mewujudkan masyarakat Sintang yang cerdas dan sehat. Program tersebut sejalan dengan mantra pembangunan yang akan digalakan pada tahun 2019.
“ada hasil penelitian yang menyebutkan air Sungai Kapuas sudah tidak terjamin keamanannya. Maka jangan gunakan air sungai ini untuk kebutuhannya air masyarakat. Maka kami bekerja keras untuk bisa menarik air Bukit Saran sebagai penyuplai air bersih bagi masyarakat Kota Sintang. Selain itu, di bebebrapa tempat, program penyediaan air minum berbasis masyarakat terus dikerjakan. Ada juga proyek perpipaan air bersih terus kita bangun,” terang Bupati
“Maka kami sangat menyambut baik program WVI dilaksanakan di Sintang. Saya paham tim wahana visi sangat lincah dalam bekerja dengan mampu memanfaatkan teknologi tepat guna. Saya minta dan berharap, kedepan bisa ditambah lagi jumlah desa dan kecamatan. Kalau tahun ini ada 25 desa di lima kecamatan. Berikutnya bisa 100 desa di 10 kecamatan. Kami dukung penuh program ini karena sanitasi dan air bersih merupakan 42 persen penyebab stunting,” terang Bupati Sintang.
Manager Area Program Wahana Visi Indonesia Daerah Melawi Sintang, Margaretta Siregar mengatakan program yang digalakan pihaknya itu untuk mendukung program pemerintah, apalagi Pemkab Sintang sangat konsen dengan persoalan gizi terutama pencegahan stunting.
“untuk itulah kami ingin turut membantu Pemkab Sintang dengan membantu penyediaan akses air bersih dan sanitasi. Kita juga terus bantu kampanyekan stop buang air besar sembarangan dan cuci tangan dengan sabun,” ungkapnya.
Program penyediaan air bersih dan sanitasi ini direncanakan berlangsung kurang lebih satu tahun di Sintang sehingga akan berkahir Juli 2019 nanti. Sedikitnya ada 5 kecamatan yang menjadi pilot projeck yakni, Kecamatan Sepauk, Sungai Tebelian, Tempunak, Kelam Permai, dan Kecamatan Kayan Hilir.
“kita ambil 5 desa masing-masing pada masing masing kecamatan sehingga sehingga jumlah total 25 desa,” terangnya.
Secara teknis Margaretta mengatakan dalam program yang dilaunching tersebut pihaknya mengedukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air rumah tangga. Pihaknya berharap, program ini bisa membantu menurunkan angka diare dan mencegah stunting.
“Sanitasi dan air bersih memegang peranan penting dalam pemenuhan gizi pada anak dan mencegah stunting. Terima kasih kepada Pemkab Sintang sudah menyambut baik program kami ini. Mudah-mudahan program ini bermanfaat bagi anak-anak di lima kecamatan yang menjadi lokasi proyek kami yang sudah dibantu juga oleh P&G,” terang Margareta Siregar.
Duta Stunting Kabupaten Sintang yang juga Kepala Bappeda, Kartiyus menjelaskan kaitan antara air bersih dengan pencegahan sunting. Dia megatakan saat ini 1 dari 5 orang Indonesia masih buang air besar secara sembarangan.
“20 persen kesehatan manusia disebabkan oleh sanitasi. Sanitasi yang baik juga harus didukung perilaku sosial yang baik. Saat ini, dari 100 bayi di Sintang, 44 orang diantaranya terkena stunting. Maka kita terus kampanyekan pencegahan stunting ini sebagai sebuah investasi jangka panjang,” kata Kartiyus.
Kartiyus minta kepada pemerintahan desa agar sama-sama berjuang memperbaiki sanitasi dan menyediakan air bersih.
“Pendanaan melalui ADD untuk mendanai penyediaan air bersih dan sanitasi di masing-masing desa harus ada. Saya yakin kalau semua desa bisa merespon program ini, maka dampaknya sangat luar biasa,” bebernya.
“Kita sudah dorong penguatan pencegahan stunting pada desa dan kampung yang angka suntingnya tinggi. Korelasi antara sanitasi dengan sunting sangat tinggi. Contohnya setiap daerah yang sanitasinya rendah, angka stunting juga tinggi. Serawai dan Nanga Tebidah merupakan daerah yang sanitasinya rendah sehingga angka stuntingnya tinggi” terang Kartiyus. (Mo)