Sekolah Diminta Bentengi Pelajar Dari Pergaulan Bebas

oleh
Ketua Komisi A DPRD S

SINTANG, KALBAR- Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Sintang, Santosa mengaku prihatin adanya peningkatan kasus infeksi menular seksual  (IMS) pada kalangan remaja di bumi Senetang.

Menurutnya upaya pencegahan Dini penting dilakukan mulai dari pendekatan keluarga,sekolah dan keagamaan.

Di bidang pendidikan politisi PKB ini meminta seluruh sekolah rutin memberikan penyuluhan pada siswanya terkait bahayanya pergaulan bebas seperti melakukan hubungan seks bebas di luar nikah.

“Saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Sekolah harus lebih sering melakukan penyuluhan pada siswa sebagai langkah preventif, mencegah pergaulan bebas di kalangan pelajar,” katanya.

Menurut Santosa, jika remaja dibiarkan melakukan pergaulan bebas, dikhawatirkan generasi muda di Kabupaten Sintang akan semakin rusak.

“Saya yakin semua pihak tidak menghendaki hal ini terjadi. Karena itu, harus ada upaya pencegahan dengan memperketat pergaulan para remaja,” kata Santosa, Minggu 17 juli 2022.

Dia juga meminta Satpol PP lebih aktif melakukan razia ke tempat tempat hiburan, hotel dan rumah kost. Jika kedapatan ada pasangan di bawah umur sedang berduaan di dalam kamar hotel atau kamar kost, perlu diberikan pembinaan.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Tanjung Puri, dr. Andar Jimmy Pintabar mengungkapkan bahwa cukup banyak kasus IMS tahun 2022 yang terjaring di wilayah kerjanya. Di antaranya HIV 5 kasus, sifilis 7 kasus, HbSAg 5 kasus, gonore 7 kasus dan jamur 4 kasus.

Untuk mencegah IMS, kata Andar, Puskesmas Tanjung Puri sudah melakukan penyuluhan ke beberapa sekolah, terutama SMA. Karena ternyata IMS ini sudah menyasar pelajar.

“Selain memberikan edukasi pada pelajar, kami juga melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja tempat hiburan malam di Kota Sintang. Belum lama ini kita datang ke tempat hiburan di Lintas Melawi untuk melakukan pemeriksaan rutin,” katanya.

Piahkany kata dia melakukan pendekatan terhadap pelaku usaha tempat hiburan. Bukan hanya di tempat itu saja tetapi juga menyasar ke warung remang-remang, contohnya di hutan wisata.

“Nah warga yang terjaring IMS, kata Andar, Puskesmas Tanjung Puri langsung melakukan intervensi. Baik itu dengan melakukan pengobatan, pemeriksaan penunjang lebih lanjut dan merujuk ke RSUD Ade M Djoen Sintang,” jelasnya (tim-Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *