Perusahaan Sawit Diminta Bersertifikasi RPSO atau ISPO

oleh
Bupati Sintang Jarot Winarno

SINTANG, KALBAR- Bupati Sintang Jarot Winarno bercerita dirinya  pernah menghadiri acara Sustainable Palm Oil Summit di Jaarbeurs, Ultrecht Belanda pada Juni 2019 lalu sebagai pembicaranya. Menurutnya, argumentasi buyer atau pembeli di eropa itu tidak mau beli sawit Indonesia itu karena sering terkena kawasan hutan.

“Masih ada yang bakar lahan nanam sawit, dan masih ada exploitasi tenaga kerja. Inilah yang selalu menjadi argumen mereka menolak produk sawit dari kita. Jadi artinya kita ini belum berkelanjutan,” bebernya.

Karena Kabupaten Sintang merupakan kabupaten lestari, pemerintah mewajibkan seluruh kebun bersertifikasi RSPO dan ISPO. “ Jadi 2 perusahaan sudah bersertifikat RSPO, kemudian lagi sisanya ISPO. Yang ISPO ni ada yang sudah keluar sertifikasinya, ada yang masih masuk tahap satu dan tahap duanya,” katanya.

Untuk itulah Jarot berharap perusahaan itu bersertifikasi RPSO atau ISPO, kemudian diikuti penggelolaan hubungan industrial yang baik, harmonis melalui proses perjanjian kerja bersama.

Karena dalam perjanjian kerja bersama itu akan secara rinci memuat tanggungjawab dari pekerja dan dari perusahaan mulai dari tahap rekrutmen awal sampai penyelesaian konflik hubungan industrial serta sampai masa pensiuanan, PHK dan lainnya.

Ia mengungkapkan perusahaan saat ini masih lemah dalam menjaga hubungan industrial atau hubungan antara perusahan dengan para pekerjanya. Hal ini karena sering terjadi exploitasi terhadap para pekerjanya. Misal exploitasi terhadap pekerja perempuan, pekerja anak-anak dan pekerja secara keseluruhan.

“Apakah di perusahaan itu tidak ada exploitasi, rasanya belum, karena masih banyak sekali konflik hubungan industrial yang sering terjadi di sintang ini. Sehingga tidaklah kita kategorikan sustainable atau berkelanjutan kalau masalah exploitasi tenaga kerja tidak di selesaikan,” ungkap Jarot.

Jarot berharap tu bisa termuat semuanya. Dia pun mnyampaikan  terima kasih kepada CNV Internasional yang sudah memfasilitasi kegiatan. Dia minta kegiatan yang sama di sintang jangan hanya sekali ini saja.

“ Karena hampir seluruh NGO masuk ke Sintang, jadi kita keroyoklah kabupaten sintang ini supaya cepat jadi kabupaten yang lestari. Kami imbau kepada seluruh perusahaan di Kabupaten Sintang untuk membenahi masalah ketenagakerjaan yang memang sangat sensitif, karena sudah jadi isu internasional,” harapnya. (Tim-Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *