SINTANG, KALBAR– Jumlah pendaftar bakal calon kepala desa di Kabupaten Sintang, membludak. Angkanya bahkan melebihi ambang batas maksimal 5 orang, sesuai Permendagri No 65 tahun 2018. Bahkan satu desa Kecamatan Ketungai Tengah, misalnya diikuti 10 bakal calon kades.
Total ada 188 orang bakal calon kades mengikuti seleksi calon kepala desa yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa di gedung Universitas Kapuas Sintang pada Rabu 28 April 2021.
188 bakal calon kades itu, pelamar cakades di 24 desa dari 297 desa yang mengikuti Pilkades serentak yang akan diselenggarakan pada 7 Juli 2021 mendatang. Seleksi ini untuk menentukan 5 bakal calon kades sesuai perundangan untuk bisa melanjutkan ke tahapan pilkades selanjutnya.
Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Santosa meninjau langsung seleksi calon kepala desa di kampus Unka Sintang.
“Hari ini kita memonitor seleksi calon kepala desa sekaligus memastikan semua pihak, baik pemerintah, akademisi, hingga panitia seleksi netral. Seleksi melibatkan akademisi untuk membuat soal. Kita datang untuk memastikan bahwa untuk memberikan perhatian khusus pada bakal calon ini,” kata Santosa.
Siapapun bakal calon yang lolos dalam seleksi menjadi calon kades, legislator Partai PKB ini berharap dapat diterima oleh masyarakat. Menurutnya, calon kades yang lolos seleksi merupakan calon terbaik di desa masing-masing.
“Harapan kita mudah-mudahan siapapun nanti yang mendapat nilai tertinggi itulah calon kades yang bisa dipilih oleh masyarakat di desanya masing-masing. Terlepas terpilih atau tidak, itu menjadi bagian dari garis tangan mereka,” ujar Santosa.
Santosa memastikan netralitas semua pihak pada seleksi calon kepala desa tanpa ada intervensi dari siapapun. “Seleksi ini sudah kita laksanakan senetral mungkin, soal dibuat oleh akadmeisi, tidak ada intervensi dari pihak manapun. Kami DPRD sangat mengapresiasi rekan panitia pilkades, juga pada masyarakat. Bakal calon yang dinyatakan tidak lulus, harus bersabar, karena itulah regulasi, bukan karena ada permainan. Di lapangan kita harapkan masyarakat harus memahami siapapun yang jadi calon kades itu adalah calon terbaik di desanya masing-masing,” jelasnnya.
Bupati Sintang Jarot memastikan, panitia seleksi cakades transparan dan netral. Apalagi dalam seleksi, panitia juga merangkul perguruan tinggi. Bupati Sintang, Jarot Winarno menilai jika dilihat dari banyaknya peminat, dia melihat jabatan kepala desa saat ini menjadi jabatan favorit di masyarakat.
“Sekarang jabatan paling favorit itu kepala desa. Calon bupati cuma tiga, kades 10,” kata Jarot (Tim-Red)