SINTANG, KALBAR- Bupati Sintang, Jarot Winarno menerangkan bahwa sejumlah kegiatan Pemkab Sintang dengan nilai hampir 100 miliar akan mulai dilelang pada awal april 2021 mendatang. Kegiatan tersebut meliputi pembangunan jalan dan sekolah dan lainnya.
“Begitu mulai lelang kemudian mulai kerja, sektor rill di tempat-tempat tersebut akan hidup, mulai dari tukang batu, semen, kayu, jualan-jualan dan lainnya. Jadi itu untuk memompa ekonomi di pedalaman. Untuk itulah HIPMI ini harus berkolaborasi dengan pemerintah,” ujar Jarot saat menjadi narasumber pada acara Musyawarah Cabang (Muscab) III Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Sintang, pada sesi Talkshow, di Ballroom Hotel My Home Sintang, Rabu (24/3/2021) siang
Jarot juga mengajak BPC HIPMI Kabupaten Sintang menjadi pelopor atau penggerak ekonomi kreatif dan mengurangi atau meninggalkan kegiatan ekonomi yang ekstraktif. Hal itu menurutnya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, sehingga sangat singkrong dengan tema yang diusung pada muscab HIPMI Sintang ini. Terlebih Kabupaten Sintang merupakan salah satu inisiator atau pendiri dari Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) yang menerapkan pembangunan yang berkelanjutan.
“Apa itu ekonomi kreatif, banyak sekali, kita usaha dengan tetap melestarikan lingkungan seperti serai wangi seperti di senaning saya pernah ninjau langsung, kopi, saya ada namam kopi robusta, kakau, coklat, anyam-anyaman dan lainnya,”terang Jarot.
“Kita hentikan atau stop kegiatan ekonomi yang ekstraktif yakni ekonomi yang mengeksploitasi sumber daya alam, agar lingkungan kita tetap terjaga kelestariannya,”tambah Jarot.
Jarot menyebutkan ada dua penomena yang merubah gaya bisnis masa kini, yakni destruksi teknologi dan destruksi pandemi. Pada destruksi teknologi terjadinya perubahan yang mendasar dan cepat berkaitkan dengan cara menghadapi teknologi komunikasi. “Semuanya sudah internet of things dan artificial intelligence. Makanya dikenal dengan revolusi industri 4.0. Dimana konsumen maunya yang paling murah, mudah, paling gampang di jangkau. Sehingga ini merubah gaya bisnis kita,”kata Jarot.
Jarot mengajak cara berbisnis beradaptasi dengan teknologi komunikasi. Melakukan efisiensi, berinovasi, kreatif, dan berkolaborasi.
“Setelah menghadapi destruksi teknologi, kita kembali dihadapkan pada penomena destruksi pandemi yakni pandemi covid-19. Sehingga juga merubah gaya bisnis di semua sektor kecuali 4 sektor,yaitu pertama teknologi komunikasi seperti bisnis provider, tower BTS, sampai ke yang paling bawah seperti counter handphone. Kedua yang berhubungan dengan pertambangan, ketiga sektor pertanian dan perkebunan yang tetap tumbuh dan yang keempat yakni yang berhubungan dengan birokrasi pemerintahan,” terangnya. (Tim-red)