www.ujungjemari.com, SINTANG- Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan bahwa angka stunting di Kabupaten Sintang masih cukup tinggi dan targetnya harus bisa mengikuti target nasional pada tahun 2024.
“angka stunting di Sintang ini naik turun, tahun 2016 berada di angka 37,6%, ditahun 2017 naik menjadi 44,1%, kemudian ditahun 2018 menurun menjadi 33,2%, dan kita harus bisa menurunkan angka stunting menjadi 14% sesuai dengan target nasional pada tahun 2024, kita harus mampu untuk menurunkan angka stunting itu,” kata Jarot saat menghadiri sekaligus memberikan arahan dalam kegiatan Rembuk Stunting di Kabupaten Sintang tahun 2020 yang dilaksanakan di Pendopo Bupati Sintang, pada Rabu, (24/06/2020).
Menurutnya masalah dari stunting itu ada tiga yang harus diatasi, yakni kemiskinan, Ketersediaan pangan dan Gizi serta Infrastruktur dasar.
“karena akar masalah dari stunting, akar masalah dari kesejahteraan rakyat adalah kemiskinan, kedua ketersediaan pangan dan gizi, ketiga infrastruktur dasar, kalau infrastruktur dasar ini dibagi lagi yakni pendidikan, kesehatan, dan konektivitas antar desa, jadi hal ini harus diperhatikan untuk mengatasi stunting”, kata Jarot.
Perlu diketahui, sambung Jarot, dalam penanganan Stunting itu kurang lebih seperti menangani masalah Covid-19, “kita ketahui saat ini kita sedang mengalami pandemi Covid-19, pada dasarnya hal untuk melawan Covid-19 itu hampir sama dengan cara menanggulangi stunting, seperti mencuci tangan, menjaga makanan, mengatur sampah-sampah disekitar kita, atur pembuangan limbah, dan yang paling terpenting jangan buang air besar sembarangan, hal ini dilakukan dari diri kita sendiri”, sambungnya.
Imbas dari covid-19, Jarot menginginkan pelayanan kesehatan di desa terus bergerak dan jangan lemah untuk mengatasi stunting ini. Jarot mengakui beberapa kegiatan terkait pelayanan kesehatan agak terganggu dampak dari covid-19.
“akan tetapi kita harus inovatif, dan inovasi, Puskesmas harus melakukan kunjungan kerumah, lakukan pendataan dibuatkan klaster terbatas, agar tidak ada lagi alasan karena ada corona kemudian program penurunan angka stunting makin berantakan, kita harus kuat dan bangkit lagi untuk semangat menurunkan angka stunting di Kabupaten Sintang”, ujarnya. (Tim-Red)