
www.ujungjemari.com, SINTANG- Lebih dari 200 orang di Sintang diyatakan reaktif dari pemeriksaan rapid test dan dikategorikan sebagai orang tanpa gejala (OTG). Angka ini memunculkan kecemasan di tengah masyarakat. Banyak muncul, stigma negatif kepada para OTG.
Anggota Komisi C DPRD Sintang Tuah Mangasih, mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak memberikan stigma negatif. menurutnya kasus reaktif maupun terinfeksi virus corona dapat terjadi pada siapa saja. Hendaknya menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk lebih saling peduli. Beliau juga menghimbau agar masyarakat tetap mengikuti anjuran dari pemerintah untuk menjaga kesehatan dan melakukan pola hidup sehat.
“Reaktif rapid test atau sekalipun terjangkiti itu bukan aib, bukan dosa dan bukan pula kutukan, bisa terjadi kepada siapapun. Maka kita tidak boleh memberikan stigma negatif kepada mereka yang sudah reaktif atau bahkan yang sudah dinyatakan positif covid-19 sebab tidak ada orang yang mau terjangkiti oleh virus tersebut. Sebaiknya kita harus memberikan dukungan moril dan bahkan jika memungkinkan berikan juga dukungan materiil kepada mereka yang sudah terpapar Corona virus,” kata Tuah, Sabtu (16/05/2020)
Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan dengan meningkatnya hasil rapid tes yang reaktif maka semua elemen harus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran covid-19.
“mari kita sama-sama memutuskan mata rantai penyebaran covid-19” ajaknya.
“Kita juga tidak boleh memberikan stigma negatif kepada mereka yang sudah reaktif atau bahkan yang sudah dinyatakan positif covid-19. Disaat-saat seperti ini rasa kemanusiaan kita sedang di uji. Mari semakin peduli dengan sesama,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sintang, dr. Harysinto Linoh menyatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan epidemilogi. OTG di Sintang meningkat sejak adanya konfirmasi Positif. Dari hasil pengusutan dari kontak-kontak erat ini dilakukan rapid test, hasilnya ada yang reaktif ada yang non reaktif.
“Terhadap orang-orang yang rapid testnya reaktif itu kita minta untuk melakukan karantina mandiri,” katanya.
Saat ini Rapid test yang tersedia jumlahnya terbatas. Sintang dapat bantuan dari provinsi untuk pengadaan rapid tes ini. “Kadang-kadang dikirim 100, kadang kadang dikirim 200. Alat rapid test yang jumlahnya sedikit itu harus kita manfaatkan sebaik mungkin,” tutupnya. (Tim-Red)