SINTANG, KALBAR – Museum Kapuas Raya di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, belum berkontribusi optimal terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Yustinus, Museum Kapuas Raya perlu ditata lebih baik lagi supaya memiliki daya tarik bagi pengunjung. Selain itu, promosi museum juga harus dioptimalkan.
“Setiap minggu, biasanya ratusan siswa-siswi hadir di sini, bahkan kalangan mahasiswa dan masyarakat umum juga berkunjung. Ke depan, tentu kita ingin meniru seperti di Jawa yang berhasil mengelola museum menjadi penyumbang PAD bagi daerah,” ujar Yustinus.
Selain penataan, berbagai event juga mesti sering digelar di Museum Kapuas Raya. Ini juga bisa menjadi strategi untuk menarik pengunjung.
“Sehingga masyarakat bisa menikmati dan hadir di sini untuk melihat tentang budaya-budaya yang ada di Kabupaten Sintang. Itu harapan kita semua, sehingga ke depan museum tidak hanya menyuguhkan, tetapi juga dapat menghasilkan PAD bagi daerah Kabupaten Sintang, seperti di daerah lain, terutama di Pulau Jawa,” kata Yustinus.
Menurutnya, daerah tidak perlu gengsi untuk meniru daerah lain yang sudah berhasil mengelola museum secara optimal. Penataan museum di daerah perlu menjadi perhatian agar kehadirannya juga bisa berdampak positif terhadap Pendapatan Asli Daerah.
“Tentu tidak salah kalau kita meniru hal yang positif untuk pembangunan di Kabupaten Sintang,” kata Yustinus.
Dia juga mengatakan tahun 2024 ini Museum Kapuas Raya genap berusia 16 tahun. Momentum ulang tahun tersebut, pihaknya menggelar Pekan Museum Kapuas Raya selama satu pekan mulai tanggal 11 sampai 17 Oktober 2024.
Selain sebagai wadah pelestarian budaya daerah dan ekspresi siswa-siswi di lingkungan Kabupaten Sintang untuk terus berkarya dan berinovasi, juga sebagai strategi untuk meningkatkan pengunjung.
“Event-event semacam ini juga perlu digalakkan ke depannya agar menjadi magnet bagi masyarakat, baik dari dalam maupun luar daerah,” pungkasnya.