SINTANG, KALBAR – Kekosongan jabatan kepala sekolah di Kabupaten Sintang menjadi isu yang perlu segera ditangani. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Amin Suali, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 181 guru penggerak yang telah dikukuhkan, namun peminat untuk mengisi posisi kepala sekolah sangat minim.
Amin menjelaskan bahwa meskipun telah dibuka seleksi calon kepala sekolah melalui sistem KSPS (Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah), hanya 32 guru penggerak yang mendaftar dalam dua minggu.
“Padahal, kami memiliki banyak posisi kosong yang harus diisi. Saat ini, hampir 50 sekolah dipimpin oleh pelaksana tugas (PLT) kepala sekolah, dan beberapa kepala sekolah telah mengundurkan diri,” katanya.
Saat ini pihaknya mengoptimalkan sistem KSPS ini fokus untuk mengisi kekosongan kepala sekolah, khususnya di sekolah-sekolah yang baru PLT. Namun, Amin mencatat bahwa banyak guru yang ragu untuk mendaftar karena kekhawatiran terkait penempatan.
“Setelah dibuka, banyak guru yang menanyakan apakah mereka akan ditempatkan di daerah terpencil. Ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak guru penggerak tidak mendaftar,” ujarnya.
Menurut Amin, pengisian kepala sekolah melalui sistem ini tidak mempertimbangkan faktor jarak atau kondisi sinyal di lokasi penempatan.
“Kami memahami bahwa hal ini menjadi pertimbangan bagi guru-guru untuk tidak mendaftar,” tambahnya.
Kekosongan jabatan kepala sekolah terjadi baik di daerah kota maupun terpencil. Meskipun ada kekhawatiran tersebut, Amin meminta agar para calon kepala sekolah tidak terlalu memikirkan lokasi penempatan.
“Kami berharap Bapak dan Ibu sekalian setelah pengukuhan nanti, jika kami membuka lagi untuk calon kepala sekolah, tidak usah terlalu memikirkan tempat di mana Anda akan ditempatkan. Cukup mendaftar dan memenuhi persyaratan, biar kami saja yang memikirkan penempatan itu” katanya.
Hal tersebut dikarenakan bahwa ASN (Aparatur Sipil Negara) telah berkomitmen untuk bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia, mereka harus siap mengabdi dimanapun ditugaskan.
“Guru di Sintang akan tetap ditempatkan di Sintang. Jadi, kami harap guru penggerak bersiap untuk mengambil kesempatan ini,” ujarnya.
Amin juga mengingatkan bahwa tidak semua guru penggerak akan menjadi kepala sekolah, mengingat jumlah mereka mencapai 181 orang. Namun, kesempatan untuk berkontribusi dalam pengisian jabatan ini sangat penting. Maka dari itu dia mengajak para guru penggerak dapat memanfaatkan pelatihan yang telah mereka jalani untuk berkontribusi lebih besar di dunia pendidikan.
“Mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan mendaftar sebagai calon kepala sekolah atau calon pengawas,” ajaknya.