Dukung Ujian Akhir Diadakan Lagi, Ini Kata Senen Maryono

oleh
Senen Maryono

SINTANG, KALBAR- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Senen Maryono, menyatakan dukungannya terhadap wacana diadakannya kembali ujian akhir untuk siswa.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Lokakarya 7 Hasil Panen Karya Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 di Gedung Pancasila Sintang pada Rabu, 30 Oktober 2024 kemarin.

Politisi PAN ini mengatakan bahwa ujian intelektual sangat penting untuk mengukur kemampuan siswa, meskipun ia sepakat bahwa ujian tersebut tidak menjadi satu-satunya penentu kelulusan.

“Saya sangat tidak setuju jika ujian intelektual ditiadakan. Bagaimana kita bisa mengukur kemampuan siswa tanpa ujian? Saya setuju ujian tetap dilaksanakan, tetapi tidak menjadi penentu kelulusan semata. Harus ada pertimbangan aspek lain juga,” ujarnY.

Ia mencontohkan pelaksanaan ujian seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang mengutamakan pengujian keilmuan, seperti Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Menurutnya, seleksi seperti itu menunjukkan bahwa keilmuan tetap menjadi syarat utama dalam menentukan kelayakan seseorang.

“Buktinya, minggu-minggu ini banyak orang ikut tes CPNS dan yang diuji adalah keilmuan. Kalau tidak memenuhi syarat, ya tidak lulus. Ujian itu penting sebagai alat ukur kemampuan,” katanya.

Senen juga mengingatkan para guru agar tidak takut jika pemerintah melalui Menteri Pendidikan, Mu’ti, memutuskan untuk kembali mengadakan ujian bagi siswa kelas terakhir. Ia menyebut ujian adalah bagian dari proses kehidupan yang penting untuk mengasah kemampuan individu.

“Hidup ini selalu diuji. Orang yang tidak pernah diuji tidak akan pernah berhasil. Jadi, jangan takut dengan ujian. Kalau tidak ada ujian, bagaimana kita bisa mengukur kemampuan siswa? Selain itu, ujian juga membantu memetakan kualitas pendidikan dan pembinaan,” tegasnya.

Menurutnya tanpa ujian, motivasi siswa untuk belajar cenderung menurun terutama dalam penguasaan keilmuan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa hasil ujian tidak boleh dijadikan satu-satunya faktor untuk menentukan kelulusan siswa.

“Jangan gara-gara gagal di ujian, siswa langsung dinyatakan tidak lulus. Kita tetap harus meOmpertimbangkan aspek-aspek lainnya,” pungkas Senen Maryono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *