SINTANG, KALBAR – Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional Sintang, Muhammad Radhi Anshari, memastikan bahwa saat ini stok beras di gudang Bulog Sintang mencapai sekitar 900 ton. Stok yang tersedia ini diperkirakan mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat hingga dua bulan ke depan.
“Stok beras Bulog di gudang Tanjung Puri mencapai 200 ton lebih, sementara di gudang Menyurai ada sekitar 600 hingga 700 ton, sehingga total stok mencapai 900 ton. Stok ini cukup untuk dua bulan ke depan,” ungkap Radhi, Sabtu 30 Maret 2024 kemarin.
Dikatakannya, harga beras medium atau SPHP (Subsidi Harga Pemerintah) stabil sepanjang tahun di harga Rp11.500 per kilogram, sementara untuk beras premium harganya fluktuatif, dengan harga terakhir sebesar Rp15.400 per kilogram.
Kepala Bappeda Kabupaten Sintang, Kurniawan, mengimbau kepada masyarakat untuk membeli beras SPHP atau beras Bulog yang telah disiapkan pemerintah, karena stoknya tersedia dan harganya terjangkau.
“Nah untuk menjaga daya beli masyarakat kami dari pemerintah daerah mengimbau kepada masyarakat silakan mengkonsumsi beras bulog yang standar harganya terjangkau dan pasokannya tersedia sangat cukup sampai dua bulan ke depan,” ujar Kurniawan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sintang, Bernhard Saragih, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau ketersediaan dan peningkatan harga kebutuhan pokok di pasaran, termasuk menjelang hari besar keagamaan nasional.
“Saat ini stok bahan pangan daerah masih mampu mengakomodir kebutuhan hingga dua bulan ke depan, baik itu beras maupun gula,” kata Saragih.
Satgas pangan telah meninjau langsung sejumlah agen pasar retail, pasar tradisional, hingga gudang Bulog untuk memastikan stok tersedia bagi masyarakat.
“Kondisi ini terus dipantau dan dievaluasi, sehingga jika terjadi peningkatan harga, pemerintah daerah dapat melakukan tindakan untuk menstabilkan harga melalui operasi pasar atau gerakan pangan murah,” kata Saragih.
Saragih menegaskan bahwa tujuan pemerintah adalah untuk menetralisir harga agar tidak terjadi gejolak di masyarakat, sehingga psikologis masyarakat dalam menghadapi hari besar keagamaan tidak terganggu.
“Dengan data yang kami miliki, stok kita mampu bertahan hingga dua bulan ke depan, sehingga masyarakat tidak perlu melakukan tindakan memborong karena stok kita masih aman,” pungkasnya.