SINTANG, KALBAR– Anggota DPRD Kabupaten Sintang Welbertus menghadiri wisuda ke-XII Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persada Khatulistiwa Sintang di Gedung Auditorium H.A Edy Riberu, S.Pd, STKIP Sintang, Selasa 29 Maret 2022.
Sedikitnya ada 263 sarjana baru di bidang pendidikan yang ditelurkan STKIP Sintang tahun ajaran 2021-2022. Terdiri dari tujuh program studi, masing-masing Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris sebanyak 21 orang , Pendidikan Anak Usia Dini sebanyak 10 orang, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebanyak 35 orang, Pendidikan Ekonomi sebanyak 27 orang, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebanyak 24 orang, Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebanyak 122 orang dan Pendidikan Biologi sebanyak 24 orang.
“Saya ucapkan selamat dan mengapresiasi kepada STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang pada hari ini telah kembali mencetak 263 sarjana baru dibidang pendidikan. Selamat juga kepada wisudawan/wisudawati yang telah menyandang gelar sarjana,” ucap Welbertus.
Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan tantangan baru pasti menghadang langkah mahasiswa setelah meraih gelar sarjana. Tantangan yang tidak kalah hebatnya di saat masih kuliah, tantangan yang menuntut kesiapan intelektual yang tinggi dan bermental baja.
“Ini adalah awal baru dimana lulusan sarjana diperhadapkan dengan tanggung jawab yang cukup besar. Di situlah nantinya sarjana baru mengaplikasikan ilmu yang diperoleh sejak di bangku kuliah dan sekaligus membuktikan kualitas sebagai sarjana terhadap masyarakat,” ujarnya.
Wakil Rakyat Dapil Sintang Kota ini mengimbau sarjana baru jangan hanya berorientasi ingin menjadi pegawai negeri sipil. Sebab, kuota untuk PNS setiap tahun sangat terbatas. Tidak sebanding dengan jumlah lulusan perguruan tinggi setiap tahun.
Ia justru mendorong kaum muda merintis karier sebagai wirausahawan atau entrepreneur yang mandiri.
“Kita mengimbau kepada sarjana baru ini tidak hanya mengharapkan menjadi pegawai negeri, tetapi ada bidang-bidang lain yang dapat digeluti seperti Wiraswasta. Yang penting ada pekejaan. Sekurang kurangnya untuk diri sendiri dan keluarga, cara pikirnya harus sudah beda,” imbaunya.
Untuk mendapatkan lapangan pekerjaan bagi seorang sarjana baru tidaklah semudah membalik telapak tangan, hal ini disebabkan karena membengkaknya jumlah sarjana tiap tahunnya. Hal ini tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang tersedia. Sehingga persaingan di pasaran kerja semakin ketat.
“Meskipun terbuka kesempatan untuk menjadi pegawai negeri sipil atau bekerja di perusahaan, kita berharap para alumni perguruan tinggi ini mampu menciptakan lapangan kerja baru,” tukasnya.