www.ujungjemari.com [SINTANG ]-Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM menghadiri peluncuran program menuju sertifikasi –penguatan peran petani dalam implementasi kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten Sintang tahun 2018 di My Home Hotel, Selasa (27/2/2018).
“keberadaan perkebunan sawit di Kabupaten Sintang merupakan salah satu sektor unggulan,” kata Askiman. “kita harapkan sektor ini dapat menjadi penopang menguatnya daya saing daerah dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Menurut Askiman konsep kelapa sawit berkelanjutan menjadi sangat relevan untuk diterapkan. Apalagi dengan adanya 3 prioritas kebijakan pemerintah dalam tata kelola perkebunan sawit memang wajib di dukung oleh daerah, yaitu program sertifikat Indonesian sustainable palm oil system (ISPO), peremajaan lahan dan penyelesaian konflik lahan.
“Pengelolaan kebun kelapa sawit berkelanjutan itu pada prinsipnya mengacu pada pemahaman tentang pengelolaan industri sawit ramah lingkungan,” kata Askiman. “proses pengelolaan tersebut juga tetap mengukur nilai manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat,” pungkasnya.
Irwan Gunawan, Direktur Kalimantan WWF-Indonesia menyampaikan bahwa Provinsi Kalimantan Barat memegang peranan penting sebagai produsen minyak sawit terbesar di Pulau Kalimantan. Secara statistik, perkebunan kelapa sawit di Kalbar mencakup areal kurang lebih seluar 1.455.182 hektar. Sebagian besar dioperasikan oleh petani kelapa sawit dan petani kecil yang memiliki sekitar 25 persen dari total luas lahan tertanam.
“Kita (WWF.red) dan HSBC pada 30 Juni 2014 telah menandatangani kesepakatan memperkuat platform petani kecil menuju praktik kelapa sawit lestari termasuk untuk petani di Sintang,” kata Irwan. “Program ini sudah berjalan dan sedang diseminasi proses serta pencapaian dari program tersebut kepada para pihak di Sintang,” urainya.
Irwan menegaskan bahwa HSBC dan WWF terus berkomitmen untuk membantu petani swadaya kelapa sawit di Sintang. Bentuk komitmen tersebut adalah melanjutkan kerja sama dalam mendukung petani swadaya yang tergabung dalam Koperasi Produksi Rimba Harapan untuk tiga tahun ke depan.
“Tujuan utama intervensi tiga tahunan ini adalah memberdayakan petani kelapa sawit swadaya mendapatkan sertifikasi RSPO dan ISPO,” kata Irwan. “Selain itu, program ini menyasar penguatan ketahanan ekonomi bagi anggota koperasi dengan mengidentifikasi dan membangun rencana bisnis untuk pendapatan alternatif yang berkelanjutan,” tambahnya.
“Hal lain yang tak kalah pentingnya dari program ini adalah mempertahankan dan meningkatkan dukungan dari pemerintah daerah,” kata Irwan lagi. “Selain itu, meningkatkan pembelajaran dengan mendokumentasikan proses secara komprehensif yang akan disebarluaskan untuk digunakan sebagai alat promosi praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan,” tutupnya. (Evy)