SINTANG, KALBAR– Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang menggelar kegiatan Panen Hasil Karya Guru Penggerak Angkatan 9 Tahun 2024 di Gedung Pancasila Sintang, Selasa 23 April 2024.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Yustinus, mengatakan Guru Penggerak angkatan 9 ada 86 orang. Jika digabungkan dengan angkatan sebelumnya total keseluruhan guru penggerak di Bumi Senentang berjumlah 176 orang dan tersebar di semua kecamatan di daerah ini.
Dia menegaskan pentingnya program Guru Penggerak sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan. Program ini bukan sekadar inisiatif, tetapi sebuah komitmen untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam dunia pendidikan, dengan para guru sebagai ujung tombaknya.
“Saya selalu memotivasi kepada guru penggerak agar jangan hanya menyandang label guru penggerak.
Mereka harus mengimplementasikan semangat, Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan,” ujar Yustinus.
Guru penggerak diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga mampu mengaplikasikan secara konkret dalam praktik sehari-hari di lapangan. Mereka dituntut untuk menjadi pemimpin yang proaktif dalam mendorong perubahan yang signifikan, bukan hanya dalam metode pengajaran, tetapi juga dalam budaya dan suasana belajar di sekolah.
Menurut Yustinus, guru penggerak tidak bisa berpangku tangan dalam menghadapi dinamika pendidikan yang terus berkembang. Mereka harus menjadi agen perubahan yang aktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini mencakup penggunaan teknologi dalam pembelajaran, pembentukan lingkungan belajar yang inklusif dan inspiratif, serta penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Di tengah revolusi teknologi dan perubahan sosial yang cepat, guru penggerak juga dituntut untuk terus melakukan refleksi diri dan peningkatan kompetensi. Mereka harus mampu mengidentifikasi kelemahan dan area pengembangan diri, serta bersedia untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Lebih dari sekadar mengajar di kelas, guru penggerak juga memiliki tanggung jawab untuk membentuk ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Mereka harus mampu bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan, termasuk siswa, orang tua, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan optimal anak-anak.
Dengan mengimplementasikan motto “Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan” dengan baik di lapangan, guru penggerak memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam perubahan pendidikan yang positif dan berkelanjutan. Mereka tidak hanya menjadi pelaku perubahan, tetapi juga menjadi inspirator dan pemimpin dalam membentuk masa depan pendidikan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.