www.ujungjemari.com, SINTANG- Pemerintah Kabupaten Sintang melakukan pembatasan sosial berskala besar pada RT 05 dan RT 06 keluarahan Menyumbung Tengah, pasca satu orang warga setempat dirawat sebagi pasien dalam pengawasan (PDP 04) di Ruang Isolasi RSUD Sintang.
Bupati Sintang Jarot Winarno menerangkan pembatasan sosial skala besar di dua RT tersebut dilaksanakan mulai pagi ini hingga 14 hari kedepan.
“Sore kemarin sudah kita sosialisasikan, pembatasan sosial diterapkan pada 41 KK di dua RT tersebut untuk melindungi mereka, karena jaraknya dekat dengan kediaman PDP 04,” terang Jarot kepada awak media di Pendopo Bupati Sintang, Sabtu (18/04/2020).
Jarot mengatakan PDP 04 belum dipastikan positif virus Corona meski hasil rapid test nya reaktif. Pihaknya masih menunggu konfirmasi hasil test swab tenggorokan dari Jakarta atau Pontianak.
“Jumat kemarin pasien dibawa ke RSUD, saat ini masih mengalami sesak nafas dan demam baya baya. Sebelumnya pasien pernah dikunjungi anaknya dari Pontianak tanggal 16 maret lalu,” terang Jarot.
“PDP 04 mengalami gejala yang mengarah pada corona meski kita belum tahu hasil swab tenggorokan karena masih menunggu konfirmasi dari pusat. Namun pembatasan sosial ini kita lakukan untuk pencegahan dini, untuk melindungi warga menyumbung lainnya dan warga Sintang secara umum,” ungkap Jarot.
Pemkab Sintang kata Jarot akan menyalurkan bantuan kebutuhan pokok bagi 41 KK tersebut. Bantuan berupa beras, gula, minyak goreng, tepung terigu dan sabun.
“Mereka perlu kita support untuk memenuhi kebutuhan hidup, jadi akan kita salurkan bantuan untuk tiap kepala keluarga berupa beras 20 kg, Minyak Goreng 2 liter, tepung terigu 5 kg, gula setengah kilo bantuan dari ICMI dan bantuan sabun dari dinas kesehatan, agar mereka rajin cuci tangan di rumah,” ungkap Jarot.
Menurut Jarot kasus Corona ini seperti fenomena gunung es, sedikit yang tampak sebenarnya masih banyak yang belum terdeteksi. karena 86 persen kasus corona tidak begejala tapi menular.
“Bila satu pasien positif tidak dilakukan pembatasan sosial dalam satu bulan dapat menularkan pada 406 orang, sebaliknya bila mengurangi 75 persen aktivitas atau memberlakukan pembatasan sosial, satu pasien hanya menularkan maksimal 2’5 orang saja perbulan,” ujar Jarot. (Tim-Red)