SINTANG, KALBAR- Pemerintah Kabupaten Sintang berencana membuka pelaksanaan belajar tatap muka untuk satuan pendidikan PAUD hingga SMP Se-Kabupaten Sintang pada juli 2021 mendatang. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Lindra Azmar mengatakan sebelum belajar tatap muka, akan ada monitoring persiapan pada masing-masing sekolah.
“semua sekolah wajib melaksanakan protokol kesehatan. Di sekolah wajib ada satgas penanganan covid-19. Kalau bisa disetiap sekolah, ada petugas kesehatan yang stand by di UKS,” ujar Lindra saat rapat persiapan pelaksanaan belajar tatap muka untuk satuan pendidikan PAUD hingga SMP Se-Kabupaten Sintang di Balai Praja Kantor Bupati Sintang pada Rabu, 16 Juni 2021 kemarin.
Lindra mengatakan untuk melaksanakan belajar tatap muka terbatas ini, memerlukan dukungan dari Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Komite Sekolah, satuan pendidikan, guru dan orang tua murid agar kegiatan belajar tatap muka tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Saat siswa akan masuk ke lingkungan sekolah, wajib diukur suhu tubuhnya, kalau suhu tubuh normal tetap murid dalam keadaan batuk dan pilek, wajib di suruh pulang. Kantin, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan olahraga ditiadakan. Jadi sekolah hanya dalam ruangan dan hanya teori saja,” terangnya.
Jarak duduk siswa harus diatau sesuai protokol kesehatan. Jarak antar kursi 1,5 meter, ruangan hanya diisi 50 persen siswa, hanya boleh menggunakan masker bedah, masker kain tidak boleh. Belajar menggunakan sistem shifting atau bergiliran.
“Sekolah menyiapkan sarana cuci tangan dan sabun. Toilet harus bersih dan layak. Belajar tatap muka juga wajib mendapat persetujuan dari komite sekolah. Tatap muka hanya untuk sekolah yang siap saja, yang belum siap, jangan dulu. Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran,” ujar Lindra.
Dikatakan Lindra, pemerintah pusat ternyata juga melihat fakta selama tidak dilakukanya belajar tatap muka. Semakin lama pembelajaran tatap muka tidak terjadi, semakin besar dampak negatif yang terjadi pada anak, seperti anak harus bekerja untuk membantu ekonomi keluarga di tengah pandemic ini, tingginya resiko putus sekolah.
“Anak-anak PAUD juga kehilangan tumbuh kembang diusia emas, tidak tercapainya tujuan belajar, resiko terhadap kognitif maupun pembentukan karakter, menyebabkan anak stres dan terjadinya kekerasan di rumah tangga,” terang Lindra. (Tim-Red)