SINTANG, KALBAR- Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengimbau masyarakat agar jangan dulu berkunjung ke Sintang pasalnya penyebaran kasus keterjangkitan positif Covid-19 di Kabupaten Sintang tengah meningkat tajam.
Menyikapi ucapan Gubernur Kalbar tersebut Bupati Sintang, Jarot Winarno menilai, ucapan Gubernur Kalbar tersebut membantu Pemerintah Daerah Sintang untuk memperketat orang masuk ke Sintang agar tidak terpapar virus Corona.
“Apa yang dimaksud Pak Gubernur bagus, membantu kita juga untuk memperketat orang masuk Sintang. Beliau mengimbau itu bagus, tetapi harus pikirkan juga lah dampak ekonominya,” kata Jarot, Sabtu 17 April 2021.
Ia mengatakan pada minggu ketiga bulan april ini terdapa lebih dari 260 kasus corona. 90,8 persen diantaranya adalah pelaku perjalanan dari pontianak, singkawang dan Jakarta.
“jadi ada 236 kasus corona. Mereka punya riwayat perjalanan dari pontianak, Singkawang dan Jakarta. Transmisi lokal hanya 24 kasus saja. Maka sangat penting kita perketa orang yang masuk ke Sintang, ujarya.
Menurut Jarot, konektivitas antara Sintang-Pontianak-Jakarta, sangat erat sekali. Dalam satu pekan saja, ada sekitar 300 mobil box yang masuk ke Sintang dari Pontianak.
“Jadi kadang kalau disuruh milih antara takut dengan corona atau dengan masalah perut mereka akan milih masalah perut. Jadi sales tetap kerja dia, datang ke Sintang. Imbauan itu bagus bagus aja buat kita, ndak ada masalah, namun kita perketat orang masuk Sintang, itu paling penting,” bebernya.
Lanjut Jarot dalam situasi lonjakan kasus corona di Kabupaten Sintang, harusnya pemerintah provinsi membantu sarana dan prasarana, termasuk membantu peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan.
“Kita nih babak belur, ini pasien dari Kapuas Hulu, Melawi dan Sekadau ke Sintang, karena kita kan rumah sakit rujukan. Dalam situasi seperti ini provinsi bantu lah apa yang bisa dibantu, jangan hanya marah-marah saja” tegasnya.
Para tenaga kesejahatan kata Jarot, dasarnya manusia biasa, yang bisa jenuh, bosan, capek bahkan terpapar corona. Jika masyarakat tidak bisa melakukan protokol kesehatan ketat, itu berarti menambah beban pada tenaga kesehatan.
“Seluruh Kesejahteraan tenaga medis harus segera kita cairka.Kkita perhatikan mereka semua. Kita beri motivasi kepada mereka. Merekalah pahlawan penjaga kita dan ketika lelah mereka manusia biasa bahkan ada 15 orang terpapar Jadi kita mesti beri perhatian lebih kepada mereka,” pungkasnya. (Tim-Red)