SINTANG, KALBAR – Sebelum menjadi guru penggerak, calon guru penggerak harus mengikuti lokakarya selama 6 bulan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Yustinus, saat dijumpai awak media di ruang kerjanya belum lama ini.
Dia mengatakan bahwa pelatihan guru penggerak merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik di Bumi Senentang. Program ini penting agar guru terus meningkatkan kualitas diri dan mampu mengimplementasikan kurikulum Merdeka dengan baik.
“Jadi, setiap dua minggu sekali mereka mengikuti pelatihan atau lokakarya. Dalam lokakarya ini, mereka membuat karya inovasi pembelajaran,” ujar Yustinus.
Pihaknya terus mendorong karena program pemerintah pusat tersebut untuk mewujudkan guru penggerak yang tergerak, bergerak, dan menggerakkan.
“Kita terus mendorong guru di Sintang ini untuk menjadi guru penggerak. Kalaupun tidak ikut program guru penggerak, kita juga mendorong guru penggerak agar dapat tergerak menggerakkan guru lainnya dengan membentuk kelompok atau komunitas belajar. Ini kita dorong terus,” ujar Yustinus.
Harapannya, ke depan, guru di Sintang semakin memiliki kualitas dan kompetensi yang baik, sehingga dalam proses pembelajaran anak-anak akan semakin baik dari segi mutu dan kualitas.
“Namun, bukan hanya meningkatkan intelektual peserta didik saja, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebersamaan, terutama nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan serta keberagaman kultur budaya yang ada. Ini kita dorong kepada guru-guru untuk memberikan pembelajaran kepada anak-anak kita supaya mereka memahaminya,” ujarnya.
Dikatakan Yustinus, dalam Merdeka Belajar, guru diberikan kewenangan sendiri dalam proses pembelajaran. Guru membuat kreativitas dan inovasi pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan.
“Sehingga, kegiatan belajar mengajar itu menyenangkan bagi anak-anak peserta didik. Karena sesuai dengan harapan pemerintah pusat, kurikulum mereka belajar ini memang mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,” pungkasnya.