SINTANG, KALBAR– Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Sintang sudah mulai membenahi Balai Benih Ikan di Desa Kebong.
Hal tersebut disampaikan Kepala DKPP, Bernhard Saragih, saat dijumpai awak media di kantornya, Kamis, 10 Oktober 2024.
Saragih mengatakan pengoptimalan kembali balai benih ini bertujuan untuk memudahkan warga Sintang memperoleh bibit ikan berkualitas guna mendukung pengembangan sektor perikanan daerah.
“Kami minta dana ke Bupati untuk mengaktifkan kembali Balai Benih Ikan, beliau setuju lalu dianggarkan di APBD Perubahan tahun 2024,” ujarnya.
Dana itu, kata Saragih, di antaranya untuk pengadaan pipanisasi ke atas agar bisa mengalirkan air dari Bukit Kelam, sehingga balai benih dapat menampung air untuk kebutuhan pembibitan.
“Karena airnya memang banyak diambil oleh masyarakat kita untuk dijual dan digunakan sehari-hari. Kita harus pasang pipa ke atas untuk mendapatkan air, tetapi bukan pipa biasa, ini pipa yang kuat dan fleksibel,” jelasnya.
Saragih mengaku bersyukur pemerintah daerah merespons positif pengaktifan kembali Balai Benih Ikan, sehingga ke depan bisa memenuhi kebutuhan bibit untuk masyarakat.
“Selama ini, Balai Benih itu terbengkalai karena kekurangan air. Baru tahun ini kita adakan, dan itu pun bantuan dari Pak Bupati. Bantuan tersebut mencakup pipanisasi, pakan ikan, calon induk ikan, waring dan lainnya yang dibutuhkan, termasuk untuk tambal kolam yang bocor. Karena terbengkalai, beberapa kolam sudah ada yang bocor sehingga harus diperbaiki. Kita tutup semua, karena balai benih ini harus hidup lagi,” ujar Saragih.
Menurut Saragih, seyogianya balai benih memang harus selalu beroperasi secara optimal, apalagi itu aset milik pemerintah daerah.
“Tidak boleh tidak hidup. Jangan sampai unit perikanan rakyat (UPR) hidup, sementara balai benih kita tidak hidup, kan lucu. Sebagai sentral pembibitan, kita akan fungsikan Balai Benih ini agar dapat berfungsi dengan baik dan menjadi sumber benih bagi masyarakat Kabupaten Sintang,” ujar Saragih.
Kendati demikian, untuk memulai kembali di tahap awal ini, pihaknya fokus mengembangkan bibit baru dari tiga jenis ikan, yakni ikan mas, ikan lele, dan ikan nila.
“Kita masukkan di sini secara bertahap dulu, nanti kita beli lagi calon induknya, karena calon induknya harus tersertifikasi dari Balai Provinsi. Jadi, kita tidak sembarang untuk mendapatkan calon induknya,” kata Saragih.