www.ujungjermari.com, SINTANG- Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Satpol PP dan Damkar Kabupaten SintangYudius menyebut, berdasarkan hasil penelitian, hampir 60 persen musibah kebakaran dipicu oleh korsleting listrik, termasuk delapan ruko di Pasar Inpres yang kemarin ludes terbakar.
“Memang 60 persen hasil penelitian kebakaran bermula dari korsleting listrik, termasuk yang kemarin. Faktor bangunan tua juga berpengaruh. Sementara 40 persen lagi human error.” kata Yudius saat dijumpai di ruang kerjanya, Selasa (11/01/2019).
Yudius menyebut, sepanjang tahun 2019, sudah sembilan kali musibah kebakaran terjadi di Kabupaten Sintang. Jumlah ini, sudah termasuk kebakaran hutan dan lahan, serta kebakaran perumahan dan permukiman. “Kalau dihitung per ruko (yang terbakar) ya lumayan. Tapi belum seperti tahun lalu (banyaknya),” ungkapnya.
Baca Juga : [related_posts] |
Kedepan, Yudius berencana menggandeng PLN untuk sosialisasi pencegahan kebakaran mengingat hasil penelitian menunjukan 60 persen musibah kebakaran disebabkan dari korsleting listrik.
“Jaringan perlu dirawat. Instalasi listrik juga harus sesuai standar. Karena kalau tidak, listrik lebih rentan dan mudah memicu kebakaran. Kedepan kami akan mengundang PLN untuk sosialisasi ke masyarakat,” sebut Yudius.
Berangkat dari persoalan itu, Anggota DPRD Sintang Herimaturida meminta agar permasalahan ini cepat ditangani, agar ke depan dapat meminimilisir kejadian kebakaran yang disebabkan oleh aliran listrik itu.
“PLN harus memperhatikan septi. Contohnya sejauh ini banyak kabel telanjang di ruko-ruko. Pemilik ruko tidak tahu secara teknis, PLN lah yang tahu, maka daru itu PLN harus proaktif, menyampaikan hal-hal seperti itu agar dapat diganti,” ujarnya,
Masyarakat kata Maturida juga harus proaktif dan jangan sampai sok tahu, kalau memang ada yang dirasa tidak beres dengan aliran listriknya, baik itu kabel maupun lainnya, jangan dikerjakan sendiri. Tapi lapor dengan pihak PLN.
“Konsultasi dengan PLN, jangan mengambil langkah sendiri. Karena itu bisa saja berakibat fatal. Contohnya saya, kalau ada apa-apa dengan aliran listrik di rumah, pasti saya langsung tlfon PLN,” terangnya.
Diakuinya juga bahwa sejauh ini memang kinerja PLN sudah maksimal, hanya saja memang terkadang ada keteledoran, itu mungkin dikarenakan kebanyakan pelanggan yang ditanggani sehingga kesalahan-kesalahan itu bisa terjadi.
“Namanya juga manusia. Tapi sekali lagi saya minta PLN harus memperhatikan septi, itu yang terpenting. Mau pasang baru, ganti kabel atau menambah daya, itu harus dikerjakan dengan benar,” terangnya. (Tim-Red)