SINTANG, KALBAR– Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sintang 2024 tengah dalam tahapan masa kampanye dan akan berlangsung hingga 23 November 2024 mendatang.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sintang, Kusnidar, mengingatkan kepada seluruh partai politik, tim sukses pasangan calon, dan masyarakat untuk berhati-hati dalam menyampaikan pesan-pesan kampanye mereka.
Kusnidar menegaskan bahwa Pilkada adalah ajang demokrasi yang seharusnya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin dengan cara yang sehat, jujur, dan penuh integritas. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari segala bentuk kampanye yang dapat memicu perpecahan, terutama yang berkaitan dengan politik identitas dan kampanye hitam.
“Pilkada harus menjadi ajang demokrasi yang sehat. Kita mengimbau kepada seluruh partai politik dan tim sukses pasangan calon untuk menghindari politik identitas yang bisa menyinggung perasaan masyarakat. Kampanye negatif seperti kampanye hitam atau fitnah, baik yang terjadi di lapangan maupun di media sosial, harus dihindari. Mari kita menjaga etika dalam berkampanye demi terciptanya Pilkada yang berintegritas,” ujar Kusnidar di Pendopo Bupati Sintang, belum lama ini.
Menurutnya politik identitas yang mengusung isu-isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) berpotensi besar menimbulkan konflik di masyarakat. “Makaniti harus dihindari. Ingat bahwa Pilkada itu harus menjadi ruang bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan positif, tanpa dibumbui dengan manipulasi terhadap identitas pribadi atau kelompok,” kata Kusnidar.
Dikatakan Kusnidar bahww Sintang, adalah daerah yang kaya akan keberagaman baik suku, agama, budaya, dan adat istiadat semua harus dijaga dengan baik agar tidak menjadi alat untuk memecah belah masyarakat.
“Oleh karena itu, para peserta kampanye harus menempatkan agenda pembangunan dan kemajuan daerah sebagai prioritas utama dalam kampanye, bukannya memanfaatkan perbedaan untuk mencari keuntungan politik. Seperti yang sering disampaikan pak Bupati kita bahwa Sintang adalah rumah bersama bagi berbagai suku, agama, dan budaya maka rumah ini harus kita rawat dan jaga bersama,” pungkasnya.