www.ujungjemari.com, SINTANG- Pemerintah Kabupaten Sitang saat ini tengah menggalakan Program Peningkatan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (P2-EMAS). Program tersebut sebagai salah satu upaya untuk penangulangan kemiskinan di daerah ini, dimana tingkat kemiskinan Kabupaten Sintang pada Tahun 2019 masih berada pada urutan ke-10 se- kalimantan Barat. Meski begitu penangulangan kemiskinan di daerah ini merupakan tanggung jawab bersama.
Sejauh ini realisasi P2-EMAS belum menjangkau setiap kecamatan. P2-EMAS baru dilaksanakan pada 7 pilot projek. Lokasi sasaran di tujuh Desa sebagai Pilot Project yaitu Desa Pakak Kecamatan Kayan Hilir, Desa Solam Raya Kecamatan Sungai Tebelian, Desa Binjai Hulu Kecamatan Binjai Hulu, Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai, Desa Temawang Muntai Kecamatan Sepauk, Desa Mentajoi Kecamatan Serawai dan Desa Bekuyan Luyang Kecamatan Ketungau Hulu.
Anggota DPRD Sintang, Agustinus menyambut baik program pemerintah tersebut, kendati demikian penting dilakukan pengawalan secara berlapis mulai dari tahap awal desain perencanaannya sampai kepada menentukan desa sebagai penerima program bantuan P2-Emas.
“Dalam pelaksanaannya perlu dikawal semua sampai kepada capaian target keberhasilan. Apalagi Program ini berkelanjutan sampai 5 tahun dikawal maksimal,” jelasnya.
Baca Juga : [related_posts] |
Politisi PDI Perjuangan ini berharap program P2-Emas dapat ditingkatkan terus realiasinya dan merata di tiap-tiap kecamatan. “sekarang baru tujuh pilot project itu penunjukan tahun 2018, sedapat mungkin tahun 2019 ini program P2-Emas direaliasasikan di semua kecamatan,” harapnya.
Dia juga mengimbau kepada desa yang menjadi pilot project supaya mengembangkan bantuan pemerintah secara optimal dan berkelajutan. Senada dengan Askiman, Wakil Rakyat dari Kecamatan Sepauk ini mendorong masyarakat melaksanakan progam pemintah ini dejngan serius dan mandiri.
“dan Itu tadi, setelah berhasil harus mandiri, sisihkan hasil usaha untuk permodalan kelanjutan program itu kedepanya, sehingga tidak hanya bertumpu pada bantuan pemerintah,” pungkasnya.
Sebelumnya Wakil Bupati Sintang, Askiman menilai perlu adanya suatu pemikiran di dalam setiap pengembangan usaha ekonomi masyarakat bahwa pelaksanaannya dituntut tingkat keseriusan daripada masyarakat itu sendiri. Berkaca dari pengalaman, usaha yang digeluti masyarakat dari bantuan pemerintah tidak menerapkan pola berkelanjutan. Hasil dari usaha tersebut tidak dimanfaatkan untuk pengembangan berikutnya. Sehingga untuk kelanjutan usaha masih mengharapkan bantuan pemerintah.
“Sebagai contoh pengembangan budidaya ikan, awalnya kita memberikan bantuan pengadaaan kolam, dibantu bibit dan pakan, namun setelah berhasil mereka tidak menggulirkan usaha itu untuk pengembangan berikutnya, jadi permodalan ditambah dengan keuntungan dihabiskan untuk kebutuhan rumah tangga dengan demikian berarti ini tidak serius,” ujarnya. (Tim-Red)