Welbertus: Jadikan Paskah Moment Mawas Diri

oleh
Anggota DPRD Sintang, Welbertus

 

Anggota DPRD Sintang, Welbertus

www.ujungjemari.com, SINTANG-  Wabah corona yang masih menjadi momok di dunia termasuk Indonesia, memaksa semua pihak tidak mengadakan keramaian, termasuk juga gereja-gereja, baik itu gereja Kristen Protestan maupun gereja Katolik. Dampak pandemi tersebut, perayaan atau pelaksanaan ibadah paskah di gereja ditiadakan, semua dilakukan bersama keluarga di rumah.

Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Welbertus mengatakan meski tidak ada perayaan atau pelaksanaan ibadah paskah di gereja, umat kristiani diminta tetap merayakan paskah bersama keluarga di rumah dengan penuh sukacita.

Pria yang juga Ketua Dewan Paroki Gereja Maria Ratu Semesta Alam (MRSA) Sungai Durian Sintang ini menerangkan bahwa, Gereja Katolik di Kota Sintang menjalankan ibadah paskah menggunakan layanan streaming. Hanya Pastor, Frater dan Suster yang bertugas yang berada di gereja untuk pelaksanaan ibadah.

“umat dapat mengikuti ibadah paskah dari rumah melalui layanan live streaming,” ungkapnya di DPRD Sintang, Kamis (09/04/2020).

Politisi PDI Perjuangan ini mengajak untuk melihat sisi lain dari perayaan paskah yang ‘sangat spesial’ ini. Menurut nya momen paskah menjadi waktu yang tepat bagi umat untuk menilik kembali penghayatan akan iman dan hidup menggereja yang sudah dilakoni selama ini.

 “Apakah selama ini kita sungguh datang ke gereja dengan penghayatan yang penuh akan Karya penyelamatan Tuhan yang disampaikan melalui kitab suci atau justru sebagai rutinitas belaka untuk memenuhi kewajiban saja sebagai Umat supaya kelihatan punya agama, begitulah kira-kira sepenggal pertanyaan untuk bisa kita renungkan masing-masing,” ucap Welbertus.

Welbertus mengingakat agar Paskah menjadi moment mawas diri bagaimana bersikap dan memperlakukan sesama. Kebangkitan Yesus memberikan kembali harapan kepada manusia dan dunia bahwa seburuk dan sejahat apapun manusia, ketika hatinya ‘dijamah’ cinta kasih Tuhan ia akan menjadi manusia baru, ia masih bisa berubah.

“Dengan tidak bisa datang ke gereja seperti saat ini kita bisa melakukan introspeksi diri dalam keheningan. Tentu harapan saya kepada Umat Katolik untuk tetap penuh harapan iman bahwa Tuhan akan membebaskan umat-Nya dari situasi menakutkan ini,” pungkasnya.

“Seburuk apapun hidup ini, kita masih bisa berubah; segelap apapun hidup, selalu ada terang yang menyinari,  sekotor apapun hidup, masih bisa dibersihkan; kegagalan apapun yang dihadapi, kita masih memiliki kekuatan untuk bangkit; tidak ada kesulitan yang tidak bisa diatasi; tidak ada rintangan yang tidak bisa disingkirkan,” pungkasnya. (Tim-Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *