Diskominfo Sintang Tanggapi Ganguan Sinyal di Perbatasan

oleh
Kurniawan

SINTANG, KALBAR- Kepala Dinas Komunikasi dan Informatikan (Diskominfo) Kabupaten Sintang, Kurniawan mengaku prihatin dengan gangguan jaringan seluler di perbatasan. Menurutnya keberadaan sinyal merupakan persoalan yang mendasar. Sampai hari ini, pemerintah kabupaten belum ada intervensi mengenai masalah sinyal tersebut.

“Kita masih berharap dengan pihak swasta dan dari program dari pemerintah pusat,” katanya belum lama ini.

Kurniawan mengatakan pihaknya akan berkoordinasi secara intensif dengan pemerintah pusat dan provider untuk pemenuhan jaringan seluler di perbatasan. Agar memperbaiki masalah jaringan seluler yang dikeluhkan masyarakat.

“Ternyata persoalan internet ada kaitanya dengan listrik. Untuk masalah listrik, pemerintah juga harus berkoordinasi dengan lembaga lain seperti PLN. Ini juga jadi problem, nanti akan kita lakukan rapat koordinasi supaya di daerah perbatasan akses internat lebih optimal,” ucapnya.

Diungkapkan Kurniawan, persoalan jaringan seluler di perbatasan sangat komplek sekali. Memang, sampai saat ini sumber daya Pemda belum maksimal untuk diarahkan ke hal itu.

“Tapi, komitmen Pak Bupati menginginkan provider menambah menara, kemudian BTS USO dari Kementerian Komunikasi dan Informasi bisa ditingkatkan dan ditambah, supaya desa-desa terntu bisa mendapatkan sinyal seluler maupun internet,” kata Kurniawan.

Sebelumnya, Warga perbatasan Sintang, Kalbar-Malaysia di Senaning, Kecamatan Ketungau Hulu, Mardiyansyah mengeluhkan jaringan seluler yang tidak stabil hampir setahun terakhir ini. “Kurang lebih setahun ini jaringan seluler hidupnya Senin Kamis gara-gara suplai BBM,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengharapkan agar pihak provider mengatasi masalah tersebut. Selain itu, pemerintah kabupaten juga dimintanya ikut menyuarakan persoalan itu ke pihak terkait. Mengingat, jaringan seluler sangat diperlukan warga untuk berkomunikasi maupun mengurus berbagai keperluan.

“Mohon pihak provider dan pemerintah jangan tutup mata. Jika masih menganggap kami di Senaning warga indonesia, jangan cuma dipandang macam anak kecil meringis dan menagis, baru dikasik permen,” katanya.

Ia mengungkapkan, di Senaning ada 3 tower provider. “Tapi udah ngak jelas semua. Entah siapa yang bertanggung jawab. Ataukah Senaning sudah ngak dianggap bagian Indonesia? Sinyalnya bagus kalau listrik menyala, intinya genset ndak diurus,” punkasnya. (Tim-Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *