Darmadi : Stunting Hanya Bisa Dicegah

oleh
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Darmadi

SINTANG, KALBAR- Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Darmadi, mengatakan bahwa stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek dari rata-rata anak seusianya karena kekurangan nutrisi dalam waktu yang lama. Kondisi stunting tidak bisa diobati melainkan hanya bisa dicegah.

“Stunting itu tidak bisa diobati, hanya bisa dicegah dan pencegahan stunting itu harus dimulai sejak awal, artinya sejak ibu merencanakan kehamilan, selama kehamilan, hingga masa pertumbuhan anak yang sangat penting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau sampai usai dua tahun,” ujar Darmadi, Rabu 6 November 2024 kemarin.

Menurut Darmadi, penilaian status gizi pada bayi dimulai dari pengukuran panjang badan saat lahir.

“Setelah Ibu hamil melahirkan, yang diukur pertama kali adalah panjang badan bayi. Minimal saat lahir, panjang badan anak harus mencapai 42 cm, dan berat badan lebih dari 2500 gram atau 2,5 kg,” jelasnya.

Jika seorang bayi lahir dengan panjang badan kurang dari 42 cm dan berat badan di bawah 2500 gram, maka bayi tersebut berisiko mengalami kondisi yang disebut BBR (Berat Badan Rendah), yang sering dikaitkan dengan stunting.

Dikatakan Darmadi panjang bayi menjadi indikator karena pada usia bayi yang sangat muda, pengukuran IQ atau kemampuan otak belum bisa dilakukan dengan akurat.

“Karena yang dipakai adalah panjang badan dan tinggi badan, maka itu yang menjadi indikator status gizi dan kesehatan anak sampai saat ini,” timpalnya.

Darmadi menjelaskan bahwa tinggi badan seseorang memang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua tapi ada rata-rata yang menjadi patokan. Pada usia dua tahun, tinggi badan anak seharusnya mencapai minimal 80 cm.

“Jadi meskipun faktor genetik berperan, asupan gizi yang baik sejak masa kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Kalau kekurangan gizi terjadi pada masa-masa tersebut, dampaknya bisa sangat signifikan, anak bisa stunting pertumbuhan fisiknya terhambat,” jelasnya.

Dikatakannya jika stunting sudah terjadi, maka dampaknya sangat sulit untuk dibalikkan. Stunting tidak hanya berpengaruh pada tinggi badan anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak dan kemampuan kognitifnya. “Stunting dapat menyebabkan generasi kita bukan generasi emas, melainkan generasi cemas. Karena perkembangan otak yang terganggu, kemampuan daya berpikir anak menjadi tidak maksimal,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *