SINTANG, KALBAR – Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang Maryadi mengatakan faktor penyebab risiko anak stunting harus dicegah sejak dini. Ia menyebutkan ada empat faktor pada pengantin wanita yang beresiko melahirkan anak stunting.
“Kita sebut 4T yaitu, pengantin wanita dengan kehamilan terlalu muda terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat,” ungkap Maryadi kemarin.
“Kehamilan yang terlalu muda, tua, banyak dan dekat itu banyak efek negatifnya untuk kesehatan calon pengantin dan juga bayi bahkan resikonya bisa sampai kematian,” sambung Maryadi.
Oleh karena itu, pasangan pengantin perlu mengetahui kehamilan yang ideal adalah kehamilan yang dipersiapkan dan direncanakan dengan baik. Perencanaan yang dimaksud tentunya tidak hanya persiapan fisik pengantin seperti usia, indeks massa tubuh (IMT), lingkar lengan atas (LILA) dan kesehatan organ reproduksi baik suami maupun istri. Namun juga berhubungan dengan aspek kesiapan calon pengantin lainnya baik finansial mental interpersonal dan lainnya.
“Jadi penting buat calon pengantin dan pasangannya untuk sering ngobrol dan diskusi tentang persiapan-persiapan ini. Dan bukan tidak mungkin dengan beberapa pertimbangan akhirnya calon pengantin dan pasangan mereka perlu untuk menunda kehamilan,” pesan Maryadi.
Maryadi menyebutkan ada banyak pilihan metode kontrasepsi yang dapat calon pengantin pakai untuk merencanakan kehamilan. Diantara pil KB, kondom dan suntik kombinasi hormonal.
“Kalau untuk pil KB kombinasi itu metode kontrasepsi hormon estrogen dan progesteron yang harus diminum 1 pil setiap hari di jam yang sama. Kemudian suntik kombinasi atau suntik bulanan untuk metode kontrasepsi yang mengandung hormon progestin dan estrogen yang disuntikkan setiap bulan. Dua metode ini punya kelebihan di atas 90% untuk menggagalkan kehamilan,” pungkasnya.