SINTANG, KALBAR– Wakil Bupati Sintang, Melkianus, menegaskan pentingnya penyelesaian perbedaan pendapat melalui diskusi bersama. Pernyataan ini disampaikan dalam acara pelaksanaan Ritual Adat Kurung Semangat di Betang Tampun Juah Jerora Satu pada Kamis, 7 Maret 2024.
Melkianus menyatakan bahwa Kabupaten Sintang menghargai pluralitas dan keberagaman, serta memandangnya sebagai kekuatan dalam memajukan daerah.
“Jika ada perbedaan pendapat, mari duduk bersama dan berdiskusi. Kita akan melawan siapapun yang ingin mengganggu kedamaian Kabupaten Sintang,” ujarnya dengan tegas.
Menurut Melkianus, dialog yang terbuka dan konstruktif merupakan landasan penting dalam membangun kesepahaman dan harmoni di antara masyarakat. “Penyampaian aspirasi akan kami hargai, tetapi kita harus tetap bijak dan adil dalam mengambil keputusan,” tambahnya.
Wakil Bupati juga menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kedamaian dan keharmonisan.
“Pemerintah Kabupaten Sintang tidak mampu menjaga kedamaian tanpa bantuan ormas dan seluruh masyarakat. Kita akan mengajak semua pihak untuk bersatu dalam menjaga kedamaian di Kabupaten Sintang,” paparnya.
Dengan sikap inklusif dan komitmen untuk menyelesaikan perbedaan dengan cara damai dan dialogis, Melkianus menegaskan bahwa Kabupaten Sintang akan terus berupaya membangun lingkungan yang aman, damai, dan harmonis bagi seluruh warganya.
Apresiasi Ritual Adat Kurung Semangat
Pemerintah Kabupaten Sintang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Ritual Adat Kurung Semangat di Betang Tampun Juah Jerora Satu. Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Sintang, dr. H. Jarot Winarno, Wakil Bupati Sintang, Melkianus, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus.
Ritual Adat Kurung Semangat dianggap sebagai langkah penting dalam mempersatukan dan menjaga keharmonisan masyarakat Kabupaten Sintang. Melalui pernyataannya, Wakil Bupati Sintang, Melkianus, menyatakan bahwa ritual tersebut bertujuan untuk mengembalikan semangat para pemimpin dan seluruh masyarakat.
“Hari ini bisa menjadi tonggak sejarah untuk mengingatkan kita semua tentang pentingnya saling menghargai dan menghormati setiap individu yang tinggal di Kabupaten Sintang. Suku dan agama apa pun harus diperlakukan dengan hormat,” ucap Melkianus.