SINTANG, KALBAR- Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan bahwa bonus demografi merupakan isu yang saat ini dihadapi oleh Indonesia, dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada non produktif. Hal ini tentunya menjadi penting dalam meningkatkan kualitas Sumber daya manusia yang unggul, berkualitas, dan memiliki karakter dan sejalan dengan visi Indonesia Emas.
“Indonesia akan mengalami usia emas pada tahun 2045. Pada saat itu, Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad. Di masa itu, ditargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju dan telah sejajar dengan negara adidaya,” kata Jarot Senin 6 November 2023.
Generasi muda saat ini adalah sumber daya manusia Indonesia yang akan membawa dan menentukan kemajuan Indonesia di masa depan. Generasi muda harus disiapkan sejak dini untuk menghadapi bonus demografi.
Saat ini kata Jarot Stunting masih menjadi persoalan yang harus dituntaskan di Kabupaten Sintang meski saat ini sudah mengalami penurunan cukup signifikan. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
“Stunting memberikan dampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, hingga menurunkan produktivitas yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan dalam masyarakat” kata Jarot.
Kekurangan gizi pada kasus stunting dapat terjadi sejak bayi di dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, atau sering disebut sebagai 1.000 hari pertama dalam kehidupan. Namun dampak stunting ini baru akan terlihat setelah anak berusia dua tahun.
“Pada anak dengan pertumbuhan normal, sel otaknya berkembang baik dengan cabang yang panjang. Pada anak stunting, sel otaknya berkembang terbatas, bercabang tidak normal, dan memiliki cabang yang lebih pendek daripada anak normal. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak,” ujar Bupati dari latar belakang dokter ini.
Berdasarkan data dari Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, sekitar 21,6 persen anak balita di Indonesia mengalami masalah stunting. Anak-anak dengan masalah stunting ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan lintas kelompok pendapatan.
“Stunting menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, sementara itu Indonesia digadang-gadang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam beberapa dekade mendatang. Hal tersebut didasarkan pada rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianggap stabil, dan populasi yang besar. Dari komposisi usia penduduk, pada 2030, 70 persen penduduk Indonesia berusia 15-64 tahun, atau berada dalam masa produktif. Komposisi ini disebut sebagai bonus demografi,” jelas Jarot.
Kelompok usia produktif inilah, yang jumlahnya diperkirakan 180 juta jiwa, yang diharapkan akan menjadi motor penggerak perekonomian nasional. “Karena stunting merupakan salah satu hal yang menghambat pertumbuhan, kemajuan, kesejahteraan, dan kebahagiaan sebuah bangsa maka pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam percepatan penurunan stunting dengan menargetkan penurunan angka stunting 14 persen harus dicapai pada tahun 2024,” pungkasnya.