SINTANG, KALBAR- Pemerintah Kabupaten Sintang dinilai lamban mengatasi persoalan drainase di kawasan Jalan Cadika, Desa Baning Kota, Sintang. Akibatnya, jalan tersebut selalu digenangi air. Sebagai bentuk protes, warga setempat melakukan aksi tanam pohon pisang di ruas jalan tersebut pada Senin 4 Juli 2022.
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Sintang, Hikman Sudirman mengatakan pihaknya telah meninjau kondisi drainase di jalan Cadika bersama di PU Kabupaten Sintang pada bulan Maret lalu. Peninjauan tersebut menindaklanjuti keluhan warga setempat terkait jalan Cadika dan sekitarnya yang selalu digenangi air pasca terjadi hujan deras.
Hikman Sudirman mengatakan drainase yang ada disekitar area tersebut kondisinya tak terawat. Banyak tumpukan sampah dan rumput menutupi drainase. Pihaknya juga menilai saluran pembuangan yang ada juga kurang besar sehingga aliran air menjadi lambat.
“Kesimpulanya solusi jangka pendek drainase yang ada harus dibersihkan. Kita akan koordinasi dengan dinas Perkim Sintang. Kemudian pemerintah desa setempat bersama warga perlu membuat atau merintis drainase baru yang terhubung dengan drainase yang sudah ada agar tidak terputus,” ujarnya, Selasa 5 Juli 2022.
Drainase yang dirintis harus sampai ke saluran pembuangan yang mengarah ke Stadion Baning.
“Drainase yang berada dibelakang rumah adat Melayu terhubung ke saluran pembuangan yang mengarah ke stadion baning tapi terputus. akibat tertutupi rumput, jalur inilah yang harus dibersihkan,” terangnya.
Politisi Demokrat ini menilai hal tersebut penting dilakukan supaya pasca dilanda hujan, air dapat mengalir lancar hingga ke saluran pembuangan sehingga tidak menggenangi jalan.
“Kalau drainase itu sudah dirintis manual dan bisa mengatasi genangan air di jalan Cadika, maka kita akan minta kepada Pemkab Sintang melalui dinas PU dan Perkim agar drainase tersebut dipermanenkan,” terangnya.
Kemudian lanjut dia, pihaknya juga sudah mendorong pemkab Sintang melalui Dinas PU agar berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) supaya mengganti gorong gorong saluran pembuangan dengan ukuran diameter yang lebih besar supaya air dapat mengalir maksimal.
“Saluran pembungan itu memotong jalan nasional sehingga kita kabupaten tidak punya kewenangan. Untuk solusinya Kita koordinasi dengan BBPJN supaya gorong gorong itu diganti dengan diameter yang lebih besar,” ujarnya.
Salah seorang warga terdampak genangan air yang berada Jalan Cadika, Sutrino mengatakan setiap terjadi hujan deras, jalan Cadika selalu digenangi air.
“Kalau sudah hujan lebat, genangan air lama surut. Jalan jadi rusak dan sangat mengganggu lalu lintas di jalan ini. Kami warga disini juga khawatir ada hewan buas seperti ular atau kelabang kerap masuk kerumah,” ujarnya.
Ia berharap permasalah tersebut segera ditangani pasalnya sudah terjadi bertahun tahun. “Semoga ada solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan ini,” harapnya. (Tim-Red)